Wednesday, April 17, 2013

Si Putih Blekok

Ratusan burung Belekok hidup dan berkembang biak dikampung Rancabuaya, Gede Bage bandung.
Mereka seakan akrab dengan warga dan kehidupan masyarakat setempat. Burung berwarna putih dengan paruh, leher dan kaki panjang ini memang hidup berdampingan dengan warga kampung tersebut.
Pemandangan langit biru di perkampungan rancabuaya,Gede Bage nampak
begitu cantik dengan hiasan awan putih disana-sini, Sabtu 02 Maret 2013 sekitar pukul sepuluh pagi . Hamparan hijaunya sawah dan indahnya pesona warna putih burung Belekok yang hinggap dipepohonan juga beberapa yang terbang kesana kemari menambah pesona indahnya pagi itu.
Beberapa rumpun pohon bambu dan pepohonan rindang lainnya yang letaknya sangat dekat dengan perumahan warga menjadi rumah singgah dan berkembang biaknya spesies burung ini. Saking dekatnya, jika kita berada di halaman bahkan jendela rumah warga bisa dengan jelas menyaksikan puluhan bahkan ratusan burung Belekok bercengkrama di rumah singgahnya dan berterbangan kesana kemari. Tak jarang pemandangan warna putih burung Belekok ini bisa kita saksikan di di hamparan hijaunya pesawahan warga yang jaraknya juga tak jauh, hanya sekitar lima meter saja dari rumah warga.
Bahkan jika Anda tahan dengan bau kotoran burung tersebut yang ada disekitar rumah singgahnya yaitu pepohonan dan rumpun-rumpun bambu, Anda bisa menyaksikan langsung burung Belekok ini lebih dekat. Karena disepanjang pepohonan yang menjadi tempat tinggal burung ini tepat dibawahnya adalah jalan dengan lebar sekitar empat meter  yang juga menjadi akses transportasi warga setempat menuju daerah lain. Sepintas jalanan ini seperti dipenuhi lukisan, namun Anda jangan tertipu, bercak hitam, putih dan coklat disepanjang jalan dan batang-batang pepohonan tersebut adalah kotoran burung Belekok yang berjatuhan.
Tentunya Anda harus hati-hati ketika melintas dijalan tersebut. Anda harus jeli dan secepat mungkin melewati jalan tersebut. Jika tidak Anda bisa terkena kotoran burung Belekok yang bisa saja jatuh kebawah sewaktu-waktu, dan tentunya bau kotorannya yang sangat menyengat.
Namun Anda juga jangan heran ketika melihat warga disana seperti tidak mencium bau kotoran disekitar burung Belekok singgah. Seorang ibu yang membawa belanjaan dengan baju gamis biru bermotif bunga, satu kardus berisi snack yang terlihat menyembul ia jinjing ditangan kananya, seperti tak mencium apa-apa dan tidak merasa terganggu ia berhenti sejenak tepat dibawah burung-burung Belekok bersarang. Rupanya ia membetulkan tali pada belanjaannya dikardus, sepintas ia tersenyum melihat saya dan beberapa rekan yang menutupi hidung kami dengan tangan dan jaket yang kami bawa karena tidak tahan dengan aroma kotoran burung-burung tersebut.

0 comments:

Post a Comment