Friday, April 19, 2013

Limbah Koran Jum’ah di Salman, Sumber Anak Istri Makan


 Seorang laki-laki paruh baya dengan topi merah, jaket hitam, dan celana panjang berwarna coklat sibuk memungut ratusan lembar koran yang berceceran disekitar masjid Salman ITB seusai sholat Jum’at (19/04/13).
Ratusan lembar koran tersebut merupakan sisa alas yang digunakan jama’ah jum’at masjid salman ITB. Pemandangan ini terjadi saat
sholat jum’at  di masjid tersebut usai. Jama’ah yang tidak kebagian tempat didalam masjid menggunakan koran sebagai alas. Namun sayang, stelah salat selesai koran-koran tersebut dibiarkan begitu saja oleh sebagian besar jama’ah. Alhasil ratusan lembar koranpun berserakan disana-sini.
Namun rupanya hal ini menjadi berkah dan ladang rejeki bagi Ade (46) asal Cihampelas. Ia memungut koran-koran tersebut dan mengumpulkannya dalam satu plastik bening berukuran besar. Yang nantinya koran-koran tersebut dijualnya pada penampung. Hal ini ia lakukan setiap hari jum’at di Salman ITB. Menurutnya banyaknya jama’ah jum’at yang membiarkan begitu saja koran-koran setelah digunakan menjadi ladang rejeki.
“Bagi saya ini ladang rejeki. Koran-korannya bisa saya jual untuk dapat uang,” ujar Ade saat dimintai keterangan. Dengan tangan kosong ia ambil koran-koran yang berserakan dengan gerakan sangat cepat. Dari ujung yang satu ke ujung yang lain hingga tak tersisa.
Ade bertahun-tahun memang berprofesi sebagai pemulung. Sehari-hari ia memulung kemasan bekas air mineral gelas atau cangkang plastik lainnya. Ia biasa beroperasi dicihampelas,cisitu, dan Dipatiukur. Namun khusus hari jum’at ia sengaja datang ke Salman ITB untuk memungut koran-koran yang berserakan.
“Saya sudah tahu dan memperkirakan setiap jum’at disini pasti banyak koran berserakan,” ujarnya kembali. Terkadang Ade berada di salman tidak sendirian untuk memungut koran-koran sisa alas tersebut. Kadang ia mengajak tiga orang rekannya untuk sama-sama memulung koran. Meskipun jika memulung bersama-sama dengan rekanya hasil penjualannya pun akan dibagikan bersama. Baginya tak ada salahnya berbagi rejeki.
“Tak ada salahnya berbagi lapak rejeki dengan teman,”sambil tersenyum Ade berujar ketika ditanyai. Saat ini Ade dan istrinya memiliki satu anak yang masih duduk di Sekolah Dasar, didaerah cihampelas. Profesi menjadi pemulung ia lakoni demi terpenuhinya resiko rumah tangganya dan juga biaya sekolah sang puteri tercinta.

0 comments:

Post a Comment