Mereka seakan
akrab dengan warga dan kehidupan masyarakat setempat. Burung berwarna
putih dengan paruh, leher dan kaki panjang ini memang hidup berdampingan
dengan warga kampung tersebut.
Pemandangan langit biru di perkampungan
rancabuaya,Gede Bage nampak
begitu cantik dengan hiasan awan putih
disana-sini, Sabtu 02 Maret 2013 sekitar pukul sepuluh pagi . Hamparan
hijaunya sawah dan indahnya pesona warna putih burung Belekok yang
hinggap dipepohonan juga beberapa yang terbang kesana kemari menambah
pesona indahnya pagi itu.
Beberapa rumpun pohon bambu dan pepohonan
rindang lainnya yang letaknya sangat dekat dengan perumahan warga
menjadi rumah singgah dan berkembang biaknya spesies burung ini. Saking
dekatnya, jika kita berada di halaman bahkan jendela rumah warga bisa
dengan jelas menyaksikan puluhan bahkan ratusan burung Belekok
bercengkrama di rumah singgahnya dan berterbangan kesana kemari. Tak
jarang pemandangan warna putih burung Belekok ini bisa kita saksikan di
di hamparan hijaunya pesawahan warga yang jaraknya juga tak jauh, hanya
sekitar lima meter saja dari rumah warga.
Bahkan jika Anda tahan dengan bau kotoran
burung tersebut yang ada disekitar rumah singgahnya yaitu pepohonan dan
rumpun-rumpun bambu, Anda bisa menyaksikan langsung burung Belekok ini
lebih dekat. Karena disepanjang pepohonan yang menjadi tempat tinggal
burung ini tepat dibawahnya adalah jalan dengan lebar sekitar empat
meter yang juga menjadi akses transportasi warga setempat menuju daerah
lain. Sepintas jalanan ini seperti dipenuhi lukisan, namun Anda jangan
tertipu, bercak hitam, putih dan coklat disepanjang jalan dan
batang-batang pepohonan tersebut adalah kotoran burung Belekok yang
berjatuhan.
Tentunya Anda harus hati-hati ketika
melintas dijalan tersebut. Anda harus jeli dan secepat mungkin melewati
jalan tersebut. Jika tidak Anda bisa terkena kotoran burung Belekok yang
bisa saja jatuh kebawah sewaktu-waktu, dan tentunya bau kotorannya yang
sangat menyengat.
Namun Anda juga jangan heran ketika
melihat warga disana seperti tidak mencium bau kotoran disekitar burung
Belekok singgah. Seorang ibu yang membawa belanjaan dengan baju gamis
biru bermotif bunga, satu kardus berisi snack yang terlihat menyembul ia
jinjing ditangan kananya, seperti tak mencium apa-apa dan tidak merasa
terganggu ia berhenti sejenak tepat dibawah burung-burung Belekok
bersarang. Rupanya ia membetulkan tali pada belanjaannya dikardus,
sepintas ia tersenyum melihat saya dan beberapa rekan yang menutupi
hidung kami dengan tangan dan jaket yang kami bawa karena tidak tahan
dengan aroma kotoran burung-burung tersebut.
0 comments:
Post a Comment