Seorang laki-laki paruh baya
dengan topi merah, jaket hitam, dan celana panjang berwarna coklat sibuk
memungut ratusan lembar koran yang berceceran disekitar masjid Salman ITB
seusai sholat Jum’at (19/04/13).
Ratusan lembar koran tersebut
merupakan sisa alas yang digunakan jama’ah jum’at masjid salman ITB. Pemandangan
ini terjadi saat
sholat jum’at di masjid
tersebut usai. Jama’ah yang tidak kebagian tempat didalam masjid menggunakan koran
sebagai alas. Namun sayang, stelah salat selesai koran-koran tersebut dibiarkan
begitu saja oleh sebagian besar jama’ah. Alhasil ratusan lembar koranpun
berserakan disana-sini.
Namun rupanya hal ini menjadi
berkah dan ladang rejeki bagi Ade (46) asal Cihampelas. Ia memungut koran-koran
tersebut dan mengumpulkannya dalam satu plastik bening berukuran besar. Yang nantinya
koran-koran tersebut dijualnya pada penampung. Hal ini ia lakukan setiap hari
jum’at di Salman ITB. Menurutnya banyaknya jama’ah jum’at yang membiarkan
begitu saja koran-koran setelah digunakan menjadi ladang rejeki.
“Bagi saya ini ladang rejeki. Koran-korannya
bisa saya jual untuk dapat uang,” ujar Ade saat dimintai keterangan. Dengan tangan
kosong ia ambil koran-koran yang berserakan dengan gerakan sangat cepat. Dari ujung
yang satu ke ujung yang lain hingga tak tersisa.
Ade bertahun-tahun memang
berprofesi sebagai pemulung. Sehari-hari ia memulung kemasan bekas air mineral
gelas atau cangkang plastik lainnya. Ia biasa beroperasi dicihampelas,cisitu,
dan Dipatiukur. Namun khusus hari jum’at ia sengaja datang ke Salman ITB untuk
memungut koran-koran yang berserakan.
“Saya sudah tahu dan
memperkirakan setiap jum’at disini pasti banyak koran berserakan,” ujarnya
kembali. Terkadang Ade berada di salman tidak sendirian untuk memungut
koran-koran sisa alas tersebut. Kadang ia mengajak tiga orang rekannya untuk
sama-sama memulung koran. Meskipun jika memulung bersama-sama dengan rekanya
hasil penjualannya pun akan dibagikan bersama. Baginya tak ada salahnya berbagi
rejeki.
“Tak ada salahnya berbagi lapak
rejeki dengan teman,”sambil tersenyum Ade berujar ketika ditanyai. Saat ini Ade
dan istrinya memiliki satu anak yang masih duduk di Sekolah Dasar, didaerah
cihampelas. Profesi menjadi pemulung ia lakoni demi terpenuhinya resiko rumah
tangganya dan juga biaya sekolah sang puteri tercinta.
0 comments:
Post a Comment